Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Senin, 01 Oktober 2012

KOTA WISATA BATU: De Klein Switzerland Van Java

          Kota Wisata Batu merupakan bagian wilayah Malang Raya, Jawa timur. kota ini berdiri pada tanggal 17 Oktober 2001dan merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten Malang.
Kota ini terletak 18 km sebelah barat Kota Malang, berada di jalur Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 680-1.200 meter dari permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 15-19 derajat Celsius.
        Sebagai layaknya Wilayah Pegunungan yang wilayahnya subur, Batu dan sekitarnya juga memiliki Panorama Alam yang indah dan berudara sejuk, tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat lain untuk mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Untuk itulah di awal abad 19 Batu berkembang menjadi daerah tujuan wisata, khususnya orang-orang Belanda, sehingga orang-orang Belanda itupun membangun tempat-tempat Peristirahatan (Villa) bahkan bermukim di Batu.
          Situs dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda atau semasa Pemerintahan Hindia Belanda itupun masih berbekas bahkan menjadi aset dan kunjungan Wisata hingga saat ini. Begitu kagumnya Bangsa Belanda atas keindahan dan keelokan Batu, sehingga bangsa Belanda mensejajarkan wilayah Batu dengan sebuah negara di Eropa yaitu Switzerland dan memberikan predikat sebagai De Klein Switzerland atau Swiss kecil di Pulau Jawa.
          Saat ini kota Batu berkembang sebagai sentra wisata Jawa Timur dan tumbuh menjadi kekutan ekonomi baru di Propinsi Jawa Timur, bahkan ke depan diharapkan kota Wisata Batu mampu menjadi tujuan wisata ASEAN. Beberapa obyek wisata terkenal di kota batu antara lain:
1. Pemandian Selecta
2. Pemandian Songgoriti
3. Pemandian Air Panas Cangar
4. wonderland Water Park
5. Jawa Timur Park 1
6. Museum satwa
7. Batu Zecret Zoo
8. Eco Green Park
9. Batu Night Spectaculler
10. Alun alun Kota Batu
11. Coban Talun
12. Coban Rais
13. Gunung Panderman
14. Gunung Arjuno
15. Paralayang Gunung Banyak
16. Rafting Kaliwatu
17. Kusuma Agrowisata
18. Dan lain-lain








Kamis, 20 September 2012

IMPLIKASI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN I2M3


Teori belajar kontruktivisme merupakan teori belajar yang dikontruksi berdasarkan perbedaan karakteristik peserta didik sehingga hasil belajar sangat ditentukan oleh kemampuan peserta didik dalam mengkontruksi sendiri pengetahuan/informasi yang dipelajari. Konstruksi pengetahuan terjadi pada kognisi peserta didik dengan cara asimilasi dan akomodasi melalui proses ketidakseimbangan menuju keseimbangan kognitif. Pengalaman peserta didik didapatkan melalui penemuan sendiri tentang konsep-konsep dari kegiatan belajar. Agar proses menemukan berjalan dengan baik maka butuh bantuan orang lain yang punya kemampuan setingkat lebih tinggi. Belajar melalui kelompok kelompok kecil yang mempunyai kemampuan heterogen akan mempercepat proses belajar.
Teori belajar konstruktivisme sangat menghargai perbedaan peserta didik, sehingga kemampuan mengkontruksi tiap peserta didik berbeda, dengan demikian penilaian dengan tes yang menuntuk satu jawaban kurang revalan jika diterapkan pada kegiatan belajar. Penilaian yang cocok adalah penilaian berkelanjutan dengan menggunakan berbagai tehnik seperti portopolio, kinerja, produk dan proyek.
Pembelajaran I2M3 adalah pembelajaran yang berlangsung secara Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan, dan Memotivasi peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran I2M3 juga harus memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik (PP 19/2005, pasal 19 ayat 1).
Kegiatan pembelajaran I2M3 dimulai dari membuat perencanaan (berupa silabus dan RPP), sedangkan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada hal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah siswa per rombel untuk SD/MI maksimal 28 siswa sedangkan untuk SMP/MTs, SMA/MA, SMK maksimal 32 siswa.
2. Beban mengajar guru sekurang-kurangnya 24 jam, yang meliputi kegiatan  pokok berupa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan lainnya.
Sedangkan jika ditinjau dari segi pengelolaan kelas, pembelajaran I2M3 terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
1.   Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakter peserta didik dan mata pelajaran serta aktifitas yang akan dilakukan;
2.      Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus didengar baik oleh peserta didik;
3.      Tutur kata guru harus santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik
4.      Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan peserta didik;
5.    Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;
6.    Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
7.    Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamindan status sosial ekonomi;
8.      Guru menghargai pendapat peserta didik;
9.      Guru memekai pakaian yang sopan, bersih dan rapi;
10.  Pada tiap awal semester guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya;
11.Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. (Permendiknas nomor 41/2007).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kaidah-kaidah teori pembelajaran kontruktivisme  sangat relevan apabila kita terapkan pada pembelajaran I2M3 karena pada dasarnya teori belajar kontruktivisme dan model pembelajaran I2M3 keduanya mempunyai pandangan pada pada paradigma baru tentang pembelajaran bahwa dalam kegiatan pembelajaran;  pendekatan harus berpusat pada siswa (student centered approach), metode pembelajaran bervariasi; Strategi pembelajaran discovery dan inquiry; tujuan pembelajaran penguasaan kompetensi dan keberhasilan belajar tidak ditentukan oleh hasil akhir berupa nilai, tetapi keberhasilan dalam kegiatan belajar lebih ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang diperoleh siswa ketika mengikuti kegiatan belajar.